Liputan01.com, Maluku–Desa mariri kecamatan aru tengah timur kabupaten kepulauan aru. Ale rasa beta rasa katong satu gandong menjalin cinta kasih sesama umat beragama Hal yang terpenting dalam hidup adalah hidup dalam damai. Sebab sesuatu hal yang dilakukan oleh kekerasan adalah menciptakan kebencian dan kebencian itu akan membuat perpecahan di antara kita umat manusia dan menciptakan ketakutan-ketakutan serta menumbuhkan kemunduran-kemunduran itu sendiri. Rabu 26/01/2022
Sesuai laporan yang di terima media ini lewat telpon seluler bersama kepala desa mariri Hajat Sudrajat Rahayaan mengenai perdamaian pak desa mariri hajat s rahayan menungkapkan bahwa Tidak akan ada perdamaian atau keselarasan lahir di tengah-tengah umat manusia di dunia kecuali anti kekerasan dipraktikkan, karena anti kekerasan adalah cinta kasih dan cinta kasih itu mengorbankan cinta kasih pada manusia” ungkap kepala desa mariri
Lebih jelas kepala desa mariri Hajat.S.Rahayaan tambahkan bahwa Perdamaian tidak lepas dari kesetaraan dan keselarasan antar umat manusia. Keduanya mesti berkontribusi mewujudkan perdamaian. Manusia tidak perlu lagi terjebak oleh konstruk sosial yang mendomestifikasi dirinya. Terjun ke ruang-ruang publik sebab damai itulah hal yang paling penting dalam hidup untuk itu hajat sudrajat rahayaan katakan bahwa kita manusia sebagai mahluk sosial yang juga sangat perlu punya peran penting dalam meredam konflik yang tengah berkecamuk ini. Ujarnya
Lebih lanjut Hajat Sudrajat Rahayaan berharap kepada kita semua bahwa mari kita menjaga perdamaian lepaskan semua pakaian kebencian sebab damai itu indah dan kebencian itu adalah langkah awal dari kemunduran atas kemajuan yang sebenarnya. Mari menjaga jangan terpancaing dengan narasi-narasi publik yang menghasut dan semacam itu yang terus disajikan oleh mereka-mereka yang tak menginginkan kedamaian tak mengerti kedamaian sehingga sajian kebencian trus di sajikan
Akan tetapi marilah kita lebih mendewasakan diri dalam menangapi segala hal yang terjadi agar kita tidak di bodohi dengan narasi-narasi serta paradigma buta yang tidak berlandaskan pada estetika keindahan ungakpnya menutup.
Laporan : Widodo.
Editor : Nirwan
Komentar