Opiniku
28 Desember 2020
LIPUTAN01.COM–Menjadi seorang pemimpin itu sangatlah berat, pemimpin harus mempunyai kecerdasan, mempunyai Ahlak yang baik serta jiwa yang mudah mengasihi satu sama lain.
Membahas seseorang pemimpin itu, bukan hanya dari pemimpin Negara saja, Presiden, Gubernur, Bupati
Dan camat, melainkan seorang Bapak dari anak anaknyapun bisa menjadi seorang pemimpin, Tugas seorang kepala rumah tangga(Bapak) sangatlah berat bisa disamakan seorang pemimpin Negara , hanya saja persepsinya yang membedakan antara Pejabat dan seorang Kepala rumah tangga.
Tugas kepala rumah tangga sangatlah mulia, Mulai pagi keluar rumah dan pulang malam demi Mencari Nafka buat keluarga, rasa kawatirnya besar terhadap istri dan anak anaknya, resah kalau sampai terjadi apa apa kepada mereka. tak perduli panas dan hujan tetap dia lalui demi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin.
Setibanya dirumah Usai pulang mencari Nafkah buat keluarga, ‘tak lupa sang bapak menyebut anak anaknya serta mempertanyakan keadaan putra putrinya semoga semuanya dalam keadaan baik, mengetahui kalau semunya dalam keadaan baik baik saja, barulah sang pemimpin dapat tenang dan bisa tertidur pulas.
“Anakku! Ayah tahu kalian ber empat sama-sama pandai, berprestasi serta mencintai keluarga. Ayah menyayangi kalian dan tidak pernah membeda-bedakan. Umur ayah sudah semakin tua nak, suatu hari kelak, ayah
harus menyerahkan semua yang Ayah punya, walaupun istana kecil yaitu rumah sederhana buat kalian anak anakku.
Entah siapapun kelak yang mampu merawat intana kita ini, kalian harus tahu dan mengerti, bahwa ayah tidak pernah meragukan kalian dan tetap mencintai kalian sama besarnya cintaku pada keluarga ini.”
INI KISAHNYA…!
Hari terus berlalu, Waktu terus berjalan, “Setelah diam sejenak, sang Ayah melanjutkan ucapannya,
“Ada yang Ayah ingin kalian pikirkan baik-baik sebelum menjawab. Jawaban kalian akan menentukan seberapa besar kebijaksanaan yang kalian punyai untuk menjadi diri sendiri dan juga seorang pemimpin di kemudian hari.
Apakah kalian siap mendengar?” Keempat Anak anaknya menganggukkan kepala dan bersamaan menjawab, “Kami siap!”
Lalu sang Ayah mengeluarkan selembar Uang kertas Nominal Seratus Ribu Rupiah. Sang ayah Menatap kepada ke Empat putranya sambil berkata,
Wahai Anak anakku,,? Sanggupkah kalian Tidak Menghabiskan Uang seratus ribu ini Selama seminggu dan siapa diantara kalian berempat yang mampu memegang dan membagikan uang ini. Ke empat anak anak itu diam dan berfikir, Anak yang pertama berkata, Ayah biar aku yang pegang dan membagikannya ketiga Adik adikku, Anak yang kedua menjawab, Saya serahkan semua itu kakak ku yang mengatur, Anak yang ketiga juga menjawab, saya sangat percaya kepada kakak, Tak mungkin kakak menyengsarakan kami. Akhirnya Sibungsu Anak yang ke Empat ikut menjawab, saya sangat setuju kalau kakak tertua yang mengatur, sebap dia adalah pemimpin kita ketiga adik adiknya. Sang kakak tertua terdiam sejenak dan meneteskan air mata, tak lama kemudian kakak tertua berjalan dan memeluk ketiga adik adiknya, dia berkata, terima kasih kalian sudah percaya kepadaku wahai Adik adikku. Uang ini akan kubagi rata buat kalian bertiga, tapi “ingat” Gunakanlah uang ini dengan sebaik baiknya, bantulah yang Lain jika ada yang kekurangan diantara kalian.
Kisah ini menceritakan, ‘Bahwa seorang pemimpin itu bukan saja pemimpin negara mempunyai tanggung jawab sangat besar terhadap negara dan bangsa, melainkan sang bapak juga dan anak tertua bisa mnjadi sebagai pemimpin dalam kehidupan berumah tangga.
ketika rakyat sudah percaya, janganlah menyia nyiakan kepercayaan itu. Kamu ada karna Mereka..(*/)
Penulis : Haryadi talli
Komentar